Welcome to Edy's blog

Makalah Sistem Hidroponik NFT

Posted by Ditya on Saturday, December 18, 2010
Labels: | 0 comments

PENDAHULUAN

Hidroponik berasal dari bahasa latin (hydro = air; ponos = kerja) yaitu suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah.
Bertanam secara hidroponik dapat dilakukan di rumah sebagai hobi maupun untuk dikomersialkan. Beberapa kelebihan bertanam dengan sistem hidroponik ini antara lain:
  • Ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida atau obat hama yang dapat merusak tanah.
  • Tanaman tidak merusak tanah karena tidak menggunakan media tanah dan juga tidak membutuhkan tempat yang luas.
  • Bisa memeriksa akar tanaman secara periodik untuk memastikan pertumbuhannya.
  • Pemakaian air lebih efisien karena penyiraman air tidak perlu dilakukan setiap hari.
  • Hasil tanaman bisa dimakan secara keseluruhan termasuk akar karena terbebas dari kotoran dan hama.
  • Lebih hemat karena tidak perlu menyiramkan air setiap hari, tidak membutuhkan lahan yang banyak, media tanaman bisa dibuat secara bertingkat.
  • Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terjaga.
  • Tidak ada masalah hama dan penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri, kulat dan cacing nematod yang banyak terdapat pada tanah.
  • Dapat ditanam kapan saja karena tidak mengenal musim.
Beberapa tanaman yang sering ditanam secara hidroponik adalah tanaman hortikultura seperti sawi, kangkung, strawberi, dan lain-lain. Dalam berbudidaya secara hidroponik diketahui beberapa cara dan salah satunya adalah sistem NFT (Nutrient Film Technique). 

ISI
A.      Sejarah
Sesuatu yang mirip dengan hidroponik mungkin telah ada sejak zaman taman-taman gantung Babilonia. Laporan dari budaya yg tak dinodai menggunakan nutrisi berbasis air keluar dari Jerman pada 1860-an dan metode ini disebut nutriculture. Penelitian hidroponik modern yang mengarah ke aplikasi komersial benar-benar dimulai pada awal abad ke-20 dengan karya University of California (Davis) Profesor William Gericke, yang berasal dari istilah "hidroponik." Film nutrisi teknik (NFT) ditemukan di Inggris pada awal 1960-an oleh Allen Cooper.
B.       NFT Dasar
NFT (Nutrient Film Technique) merupakan salah satu solusi jenis budaya dalam hidroponik. NFT  biasa digunakan untuk kegiatan komersial maupun skala yang lebih kecil dan bahkan digunakan oleh petani hidroponik amatir. Akan tetapi, beberapa tahun terakhir ini pada kalangan petani komersial mulai berkurang menggukannya terutama karena teknik hidroponik baru lebih cocok untuk pertanian skala besar. Petani hidroponik amatir masih sering menggunakan NFT. Hal ini dikarenakan sistem NFT tidak begitu mahal, sangat mudah digunakan, dan mudah diadaptasikan agar sesuai dengan berbagai jenis tanaman.
Banyak petani hidroponik percaya bahwa budidaya NFT ini adalah satu-satunya bentuk sejati hidroponik. Banyak petani hidroponik yang mengatakan bahwa ketika mereka menambahkan media tumbuh yang solid, sama saja mereka menambahkan nutrisi bagi tanaman dengan cara yang sama pada tanah. Di sisi lain, NFT memperlakukan tanaman hanya dengan solusi gizi disiapkan oleh para petani dan dikirimkan ke sistem akar tanaman melalui air.
Fitur yang menentukan NFT adalah aliran dangkal gizi yang terus-menerus melewati pertumbuhan akar tanaman. Tanaman diletakkan pada saluran dasar datar dengan set pada lereng untuk membantu dalam aliran. Sebuah pompa memberikan nutrisi ke saluran dan setelah melewati akar, larutan nutrisi mengalir kembali ke reservoir pusat. Pada semua sistem yang paling sederhana, sensor digunakan untuk memantau dan mengendalikan konduktivitas listrik (ukuran konsentrasi nutrisi) dan pH secara otomatis.
Sebagian besar ruang saluran diisi oleh akar basah yang dikelilingi oleh banyak udara. Hal ini memberikan oksigenasi yang baik di zona akar. Keuntungan utama dari NFT dibanding metode hidroponik lainnya adalah keseimbangan yang baik pada pasokan nutrisi, penyediaan air, dan oksigenasi. Tiga parameter pada sistem NFT yang harus benar dan disesuaikan pada setiap instalasi untuk memastikan kinerja adalah lereng saluran, saluran panjang dan laju aliran.
Apabila membuat sistem NFT sendiri, diperlukan lapisan yang dangkal berdasar datar bak dan pompa perendaman yang akan menyimpan air yang mengalir pada akar tanaman. Tanaman harus diletakkan secara berdekatan dengan media agar memungkinkan nutrisi untuk lebih mudah menempel pada akar. Pompa perendaman akan terus-menerus mensirkulasi air untuk kembali ke dalam sistem dan karena air secara terus-menerus bersirkulasi, maka kita perlu melakukan pengawasan tingkat gizi yang terkandung di dalam air.
Teknik NFT juga memiliki beberapa potensi kelemahan yang perlu segera ditangani, sebagai contoh nutrisi yang diperlukan bagi tanaman dapat menyebabkan kerusakan pada pompa perendaman. Jika pompa perendaman gagal, atau jika ada kegagalan listrik, tanaman tidak akan mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup dan gangguan yang relatif pendek di pompa dapat mengakibatkan kegagalan total pada tanaman.
C.      NFT Tanaman
Tanaman yang tumbuh dengan cepat dan memiliki waktu singkat dari awal hingga panen serta memerlukan zona aerasi akar yang baik merupakan suatu hal yang mutlak untuk hidroponik NFT. Selama larutan nutrisi bebas dari kontaminasi, akar akan mampu berkembang dengan baik dan sehat. Sayuran daun pada produksi NFT mencakup hampir semuanya seperti selada, kemangi, kubis, dan lain-lain. NFT juga kadang-kadang digunakan untuk tomat, mentimun, kacang-kacangan, labu, paprika dan stroberi.
Meskipun tidak dirancang untuk tanaman akar, NFT telah berhasil diadaptasi untuk produksi umbi-umbian, dan yang digunakan untuk awalannya adalah tanaman kentang pada tanah tradisional dengan berbasis pertanian kentang. Apabila dibandingkan dengan umbi yang tunbuh pada tanah, NFT umbi lebih mudah dilakukan untuk periksaan, pemonitoran dan pemanenan
Bahkan pada saat ini telah banyak penelitian tanaman kentang yang dibudidayakan secara hidroponik yang telah dilakukan oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA) melalui program Controlled Ecological Life Support System (CELSS) untuk misi luar angkasa dalam jangka waktu panjang.

PENUTUP
Budidaya tanaman dengan teknologi hidroponik merupakan budidaya tanaman yang sudah tidak menggunakan media tanah dan pada umumnya digunakan media berupa larutan bernutrisi. Banyak keuntungan yang diperoleh ketika sistem hidroponik diterapkan sebagai contoh pertumbuhan tanaman yang lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terjaga, dihasilkannya produk yang off season sehingga dapat dipanen ketika dibutuhkan, dan lain-lain.
Salah satu metode hidroponik yang dikenal adalah hidroponik sistem NFT (Nutrient Film Technique). Sistem ini intinya membuat lapisan larutan bernutrisi yang tipis sampai seperti lapisan film sehingga larutan yang dialiran biasanya memiliki tebal yang relatif kecil. Meskipun diperoleh keuntungan-keuntungan, pada sistem NFT ini juga terdapat kelemahannya yaitu nutrisi yang diperlukan bagi tanaman dapat menyebabkan kerusakan pada pompa perendaman. Jika pompa perendaman gagal, atau jika ada kegagalan listrik, tanaman tidak akan mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup.
Selain untuk budidaya tanaman sayuran daun serta beberapa buah, sistem NFT ini telah mulai dikembangkan untuk budidaya umbi-umbian seperti pada kentang yang telah dilakukan penelitian oleh NASA untuk misi luar angkasa dalam jangka panjang.